Kamis, 26 April 2012

Dendam Pocong


Huy Guyz, saya Day. Kejadian ini terjadi kurang lebih 6 bulan lalu di kampung seberang rumah saya. Pada saat itu saya dan teman-teman sedang asyik jalan-jalan menikmati sore hari sekaligus ngobrol-ngobrol tentang perempuan sampai ke dunia mistik. Setelah sekian banyak cerita dan selesai makan sop buah, kami pun berkeliling. Ketika kami melewati sebuah pemakaman umum kami merasakan ada suatu hal yang aneh dan kami pun berbincang.

Setelah kami memperhatikan seluruh makam yang ada, akhirnya kami menemukan satu makam yang masih baru. Saya pun turun dari motor menghampiri makam tersebut. Setelah sampai, saya memegang papan nisan makam itu dengan maksud ingin mengetahui apa yang terjadi didalam makam tersebut. Ternyata benar dugaan saya bahwa jenazah didalam makam tersebut masih memliki dendam kepada seseorang. Lalu saya pergi dari makam itu menghampiri abang saya. Saat kami ingin pergi datang 2 orang menghampiri kami, yang menurut saya bisa dibilang tokoh masyarakat. Saya dan abang mengeluarkan KTP kami yang kemudian dilihat oleh mereka kemudian diberikan lagi kepada kami. Mereka pun saling menganggukkan kepala.

Kami pun pulang karena hari hampir magrib sambil membahas mengenai informasi yang diberikan oleh tokoh masyarakat itu. Saya pun memberi salam dan masuk rumah kemudian mengambil segelas air putih serta memikirkan hal yang tadi. Saya pun berkata dalam hati "Kenapa perempuan itu bunuh diri dan ingin balas dendam?, saya harus tau jawabannya dan nanti malam sekitar jam 12 saya akan mulai cari tahu".

Jam 12.05 saya pun terbangun dari tidur kemudian segera berwudhu dan shalat tahajud serta dzikir dengan maksud meminta perlindungan kepada Yang Kuasa. Setelah selesai saya pun keluar ke tempat pemakaman umum tadi, karena cuaca yang cukup dingin saya menggunakan jaket. Malam yang sunyi diringi suara angin serta jalan yang cukup gelap, namun saya terus berjalan sendiri tanpa ada seorang pun yang lewat. Sepanjang jalan pun saya sering melihat makhluk-makhluk halus melintas namun saya tidak memperdulikannya karena saya anggap mereka sedang menemani saya berjalan, ya itung-itung daripada jalan sendirian kan bete ya.

Akhirnya sampailah saya di tempat pemakaman umum namun saya mencari jalan lain agar tidak diketahui oleh siapa pun karena ada yang ronda malam itu. Setelah sampai persis jarak 15 meter dari makam permpuan itu, saya pun terdiam sekaligus menyalakan rokok karena cuaca yang cukup dingin sambil terus memperhatikan makam tersebut bercampur dengan wangi kembang tujuh rupa. Dua puluh menit lamanya saya menunggu akhirnya tiba waktunya saya melihat seperti ada asap yang keluar dari makam itu namun tiba-tiba asap itu menghilang dan saya merasakan ada sesuatu dibelakang saya. Walaupun saya tidak menoleh kebelakang tapi saya tahu bahwa yang dibelakang itu adalah perempuan yang meninggal tiga hari lalu yang kini telah menjadi arwah penasaran (pocong).

Arwah penasaran perempuan itu pun pergi, kemudian saya menghampiri makam itu dan mematahkan kayu nisannya. Setelah itu saya pergi pulang sambil menyalakan sebatang rokok. Detik demi detik, menit demi menit, selangkah demi selangkah saya terus berjalan didalam kegelapan malam serta angin malam.

Sesampainya di rumah saya segera ke belakang untuk mencuci muka, setelahnya saya mengambil satu kendi yang didalamnya terdapat beras kemudian menancapkan potongan kayu nisan. Saat saya sedang mendengarkan musik tiba-tiba potongan kayu tersebut bergerak, itu pertanda bahwa perempuan itu telah melakukan sesuatu. Kemudian saya memegang potongan kayu nisan itu dan memejamkan mata dengan maksud melihat apa yang dilakukan perempuan itu. Ternyata, dia telah menemukan salah seorang yang telah memperkosanya. Api dendam yang begitu besar yang ada pada perempuan itu dan ketakutan yang sangat mendalam bagi laki-laki itu. Hari berganti hari, siang dan malam silih berganti saya terus mengawasi perempuan itu dari kejauhan.

Satu Minggu lamanya sudah, saat malam tiba disaat saya sedang tertidur perempuan itu datang ke rumah, tepat di depan rumah dia memanggil "Baginda Baginda bangunlah, aku ada di depan rumahmu". Akhirnya saya pun terbangun kemudian melihat melalui jendela, untung saja keluarga saya tidak ada yang bangun, andaikan mereka bangun habislah sudah. Akhirnya saya pun keluar. Kemudian saya menggenggam tangan saya lalu membaca bacaan yang saya baca terus meniupkan ke perempuan itu, akhirnya arwah penasaran perempuan itu pun menghilang setelah saya meniupkan tangan saya. Saya pun masuk kedalam segera berwudhu melanjutkan tugas saya.

Esok harinya saya datang ketempat pemakaman, para warga sedang menggali kembali makam perempuan itu dan perasaan saya pun tenang. Di ujung pemakaman tersebut saya melihat perempuan itu, dia tersenyum melihat saya dan saya pun membalas senyumnya, ternyata dia perempuan yang cantik jelita.