Aku Benci dan Mencintaimu
Suara-suara yang tersamar dulu..
kenapa ia kembali..
aku ingin merayap ketepi..
tangan tangan menggerayangi..
menangkap setiap jejak yang terus ada tanpa henti..
mata mata berhenti dalam sebuah kubangan harapan..
kosong, membelenggu, tak pasti..
apa yang aku tahu bukan yang kumau..
sayap-sayap memutus, jatuh merayap..
hangus bersama angin semilir di tengah rimbun dedauan..
tanpa asa.. tanpa rasa, ataupun cinta..
Andai saja tak ada waktu itu..
saat ini tak akan terjadi..
andai saja tak ada engkau saat itu..
saat ini, perasaan ini juga tak akan terjadi..
dan andai saja kau tak seperti sekarang..
mungkin juga aku akan menghilang..
bersama dedaunan..
aku akan jatuh ketika ia menguning diatas dahan..
bersama angin..
aku terbang meninggi dengan semilir yang dingin..
bersama rasa..
aku hanyut dalam sebuah harapan hampa..
bersama air..
aku terbawa kemana ia mengalir..
namun bersamamu..
aku semakin kecanduan dan ingin selalu bersamamu..
dan bersama cinta ini..
sesungguhnya bukan engkau yang ku ingini..
dalam hatiku.. fikiranku.. perasaanku..
aku sangat mencintaimu.. juga membencimu..
***
Untuk seseorang yang jauh disana, kenapa dulu kita harus bertemu, kenapa engkau selalu ada dalam fikiranku, aku ingin kau pergi, tapi aku juga menginginkanmu kembali. aku ingin kau menjauh, tapi aku juga ingin kau berada dekatku dan dapat kusentuh. cinta ini bagai istana rasa yang semakin menguat, dan taukah engkau cinta.. engkaulah pondasi segala rapuhku.. yang menguatkan setiap langkahku..
Dariku yang selalu ingin mengertimu, dariku yang selalu begitu menyayangimu, dan dariku yang selalu belajar memahami hidupmu. adakah aku dalam hidupmu ? adakah aku dalam setiap sepimu, dan adakah aku disaat engkau membutuhkan sebuah topangan hati yang menguatkan. Andai saja engkau Mengerti.
Sepi di Sisi Jalan
Pancarannya kini telah berubah
Tanah tempatku tumbuh
Lautan jiwa yang melangkah
Kini berubah bentuk
Kepakkan sayap halangi sinarnya
Menjadi sebercak cahaya dan bayangan
Tepat di jalan ini
Jalan dimanku hidup bersama ribuan benih masa lalu
Ku kumpulkan pasir kenangan
Mengenang ceritaku
Cerita yang paling ku kenal
Dari kisah hidup yang terukir jelas
Dalam hati kayu ku
Di bawah cabang – cabangku
Bukti dari seribu asa
Semua kata – kata terlontar
Yang ku dengar jelas di relung hati ini
Selama akarku masih mencengkram tanah berbatu
Aelama daun – daun ini menjadi paying jiwa
Dan selam angin ini membelai batang rentaku
Ku siap mendengar mu
Tepat di sini di sisi jalan
Jalan kenangan
Akankah kelak ku dengar kembali kicauan burung
Yang menyayikan lagu alam hinggap di dahanku
Menghibur diriku yang sepi
Mungkin hari ini kan berlalu
Menjadi cerita hampa yang telah ku simpan
Hanya untuk cerita sunyi tak bernada…
Terinjak Tawa
Diam
membuat hancur sebagian tubuhku..
dikala angin timur datang.
buat dingin tubuhku hingga kedasar tulang.
aku tersenyum pahit..
ketika kau mulai mencibir dan menampakkan kemunafikan kalian..
ketika ikatan dihancurkan oleh pengkhianatan..
ketika cinta dibutakan oleh nafsu..
ketika perdamaian digilas kasar oleh pembantaian.
Diam
Semakin membuatku terinjak-injak tawa
Mencabik perlahan tubuhku
Dengan pisau kepalsuanmu
Hadirmu Menyakitkanku
Kau cambuk hatiku
Kau hancurkan semuanya
Aku sudah mencoba melupakanmu
Tapi kau datang tiba-tiba
Membual kesana kemari
Kau bilang memilihku
Tapi itu hanya omong kosongmu
tahukah kau perasaanku
kau hina aku seenakmu
kau ceritakan semua keburukanku
Andai kau berada dalam posisiku saat ini